Pasar bisnis
dan perilaku pembelian bisnis
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar bisnis adalah pasar yang
besar. Pasar bisnis melibatkan jumlah uang dan barang yang jauh lebih banyak
daripada konsumen. Dalam beberapa hal, pasar bisnis sama dengan pasar konsumen.
Keduanya melibatkan orang-orang yang melakukan pembelian untuk memuaskan
kebutuhan. Namun, pasar bisnis berbeda dalam hal dengan pasar konsumen.
Perbedaan utama terletak pada struktur permintaan pasar, sifat unit pembelian,
serta jenis keputusan dan proses keputusan yang dilibatkan.
Pasar bisnis terdiri dari semua
organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang digunakan dalam memperoduksi
barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok kepada pihak lain.
Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah pertanian, kehutanan, dan
perikanan; pertambangan, perusahaan manufaktur, konstruksi, transportasi,
komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan, dan asuransi, distribusi serta
jasa lain.
Semakin banyak uang dan jenis produk
yang terlibat dalam penjualan ke para pembeli bisnis dibandingkan penjualan ke
para pembeli konsumen. Dalam pasar bisnis akan timbul persaingan dengan
banyaknya produsen-produsen yang menawarkan produk barang dan jasa yang mereka
hasilkan kepada para konsumen. Persaingan dalam dunia bisnis semakin semarak
dalam dewasa ini, pemasaran global membuat perusahaan-perusahaan harus berusaha
bagaimana mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
Dengan adanya persaingan dalam pasar
bisnis maka setiap perusahaan akan melakukan langkah-langkah dalam melakukan
proses produksi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa yang berkualitas dan
bermutu sehingga dapat menarik minat dan keinginan para konsumen untuk
memilikinya..
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pembelian Organisasional
Pembelian organisasi
(organizational buying) adalah proses pengambilan keputusan untuk menetapkan apakah
mereka perlu membeli produk, mengidentifikasi, mengevaluasi, serta memilih
merek dan pemasok.
1.
Pasar bisnis dan pasar
konsumen
Pasar bisnis (business
market) terdiri dari semua organisasi yang mendapatkan barang/jasa untuk
digunakan kembali dalam memproduksi barang/jasa lain kemudian dijual/disewakan/dipasok
ke organisasi lain.
Industri utama yang termasuk dalam pasar bisnis:
•
Pertanian
•
Perhutanan
•
Perikanan
•
Pertambangan
•
Manufaktur
•
Konstruksi
• Transportasi
•
Komunikasi
•
Utilitas public
•
Perbankan
•
Lembaga keuangan
•
Lembaga asuransi
•
Distribusi
Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen :
- Pembeli lebih sedikit : Pemasar bisnis
biasanya menangani jau lebih sedikit pembeli daripada yang dilakukan pemasar
konsumen. Seperti nasib yang dialami oleh Goodyear Tire Company sangat
bergantung pada perolehan kontrak dari beberapa pabrik pembuat mobil utama.
- Pembelinya lebih besar : Beberapa
perusahaan besar melakukan hampir seluruh pembelian dalam industri-industri seperti mesin pesawat
terbang dan alat pertahanan.
- Hubungan pemasok-pembeli bisnis erat :
Karena jumlah pembeli bisnisnya lebih sedikit dan tingkat kepentingan serta
kekuatan pembeli bisnisnya lebih besar, para pemasok sering diharapkan dapat
menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan masing-masing pembeli bisnis
bisnis. Kadang-kadangg para pembeli menuntut penjual supaya mengubah praktik
dan kinerja mereka. Dalam tahun-tahun terakhir, hubungan antara pelangggan dan
pemasok telah berubah dari benar-benar bermusuhan menjadi erat dan akrab.
- Para pembeli terkonsentrasi geografisnya
: Lebih dari setengah pembeli bisnis terkonsentrasi di tujuh Negara bagian :
New York, California, Pennsylvania, Illinois, Ohio, New Jersey dan Michigan.
Konsentrasi geografis produsen itu membantu menurunkan biaya penjualan. Pada
saat yang sama, para pemasar bisnis perlu memantau perpindahan tri-industri
tertentu ke wilayah lain.
- Permintaan turunan : Permintaan atas
barang bisnis benar-benar berasal dari permintaan atas barang konsumsi. Karena
alasan itu, para pemasar bisnis harus secara dekat memantau pola pembelian
konsumen akhir.
- Permintaannya tidak elastis :
Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bisnis bersifat tidak elastis –
yaitu, tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga.
- Permintaannya berfluktuasi :
Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung lebih mudah diubah-ubah
dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi.
- Pembelian
profesional : Barang bisnis dibeli oleh agen (petugas) pembelian yang
terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian
organisasi.
Para pembeli professional menghabiskan waktu karir mereka
dengan mempelajari cara melakukan pembelian yang lebih baik. Banyak di antara
mereka yang menjadi anggota National Association of Purchasing Managers (NAPM),
yang berusaha meningkatkan efektivitas dan status pembeli professional. Hal itu
berarti bahwa para pemasar bisnis harus menyediakan data teknis yang lebih
banyak tentang produk mereka serta keunggulan produk tersebut atas produk para
Pesaing.
2.
Situasi pembelian pasar bisnis
Pembeli bisnis menghadapi banyak keputusan dalam melakukan
pembelian. Jumlah keputusan tersebut bergantung pada situasi pembelian. Patric
Robinson dan rekan-rekannya membedakan tiga jenis situasi pembelian : pembelian
ulang langsung, pembelian ulang modifikasi, serta tugas baru.
a.
Pembelian
ulang langsung (straight rebuy)
Pembelian ulang langsung adalah
situasi pembelian di mana departemen pembelian yang memesan ulang secara rutin
(contoh : perlengkapan kantor, bahan kimia dalam jumlah besar).
b.
Pembelian
ulang modifikasi (modified rebuy)
Pembelian ulang modifikasi adalah
situasi di mana pembeli ingin memodifikasi spesifikasi produk, harga, syarat
pengiriman, atau syarat lain. Pembelian ulan modifikasi biasanya melibatkan
tambahan peserta pembuat keputusan di pihak pembeli dan penjual.
c.
Tugas baru (new task)
Tugas baru
adalah situasi pembelian di mana pembeli membeli produk atau jasa untuk pertama
kalinya (contoh : gedung kantor, system pengaman baru). Semakin besar biaya
atau risiko, semakin besar jumlah peserta pengambil keputusan dan semakin besar
pula pengumpulan informasi mereka, dan karena itu semakin lama waktu yang
digunakan untuk penyelesaian keputusan.
Pembelian tugas
baru melewati beberapa tahap:
1. kesadaran (awareness),
2. minat (interest),
3. evaluasi,
4. uji coba (trial),
dan
5. pemakaian (adopsi).
Efektivitas
peralatan komunikasi berbeda-beda dalam tiap tahap. Media massa sangat berperan
penting pada permulaan tahap kesadaran,
wiraniaga memiliki dampak terbesar pada tahap
minat, dan sumber teknis paling penting selama tahap evaluasi.
Para pembeli bisnis membuat lebih sedikit keputusan dalam
situasi pembelian ulang langsung dan membuat paling banyak keputusan dalam
situasi tugas baru. Dalam situasi tugas baru, pembeli harus menentukan
spesifikasi produk, batas harga, syarat dan waktu pengiriman, syarat servis,
syarat pembayaran, jumlah pesanan, pemasok yang memenuhi syarat, serta pemasok
yang dipilih. Peserta pengambil keputusan yang berbeda-beda mempengaruhi setiap
keputusan, dan pesanan akan menjadi berbeda-beda bergantung pada siapa yang
mengambil keputusan. Situasi tugas baru merupakan peluang dan tantangan
terbesar pemasar. Pemasar tersebut berusaha meraih sebanyak mungkin orang yang
berpengaruh besar dalam pembelian dan memberikan informasi serta bantuan yang
bermanfaat.
3.
Pembelian
dan penjualan system
a.
Systems
Buying (Pembelian Sistem)
- Penyedia
tunggal menyediakan sejumlah paket bagi kebutuhan pembeli.
- Penyedia
memberikan turnkey solutions (solusi putar kunci) bagi pembeli.
b.
Systems
Selling (Penjualan Sistem)
- Pengusaha
manufaktur menjual sistem secara keseluruhan
- Pemasok
penyediaan keseluruhan barang MRO (Maintenance/Perawatan, Repair/Perbaikan,
Operating/Pengoperasian.
B. Peserta dalam
Proses Pembelian Bisnis
1. Pusat Pembelian
Pusat
Pembelian terdiri dari semua anggota yang memainkan salah satu dari tujuh peran
dalam proses keputusan pembelian:
- Pencetus (initiators): Mereka yang meminta untuk
membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai atau pihak lain dalam
organisasi.
- Pemakai (users): Mereka yang akan memakai barang
atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, pemakai mengajukan proposal pembelian
dan membantu menetapkan persyaratan produk.
- Pemberi pengaruh (influencers): Orang-orang yang
mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering membantu merumuskan spesifikasi
dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif. Orang-orang teknik
merupakan pemberi pengaruh yang penting.
- Pengambil keputusan (deciders): Orang yang memutuskan
persyaratan produk dan pemasok.
- Pemberi persetujuan (approvers): Orang yang
mengotorisasi / menyetujui tindakan yang
diusulkan oleh pengambil keputusan atau pembeli.
- Pembeli (buyers): Orang yang memiliki wewenang
formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembelian. Para pembeli dapat
membantu menyusun spesifikasi produk, namun peran utama mereka adalah memilih
pemasok dan bernegosiasi. Dalam pembelian yang lebih rumit, para pembeli
mungkin mencakup manajer tingkat tinggi.
- Penjaga gerbang (gatekeepers): Orang-orang yang
memiliki kekuasaan untuk mengahalangi penjual dan informasi sehingga tidak
dapat menjangkau anggota pusat pembelian. Contohnya, agen/petugas pembelian,
penerma tamu, dan penerima telepon mungkin menghalangi wiraniaga untuk
menghubungi pemakai atau pengambil keputusan.
2. Pengaruh
Utama
Para pembeli
bisnis menanggapi banyak pengaruh saat mereka mengambil keputusan pembelian.
Jika tawaran pemasok sama, para pembeli bisnis dapat memenuhi tuntutan
pembeliannya dari pemasok mana pun, dan mereka lebih mengutamakan pemasok yang
memberikan perlakuan pribadi kepada mereka. Jika tawaran pemasok berbeda secara
substansial, para pembeli bisnis bertanggung jawab atas pilihan mereka dan
memberi perhatian yang lebih besar pada faktor-faktor ekonomi.
Para pembeli
bisnis menanggapi empat pengaruh utama : faktor lingkungan, faktor organisasi,
faktor antarpribadi, dan faktor pribadi. Berikut ini akan diuraikan tentang
empat pengaruh utama yang mempengaruhi keputusan pembelian organisasi :
·
Faktor
Lingkungan
Para pembeli
bisnis memberi perhatian yang besar pada faktor-faktor ekonomi yang sedang
berlangsung atau yang diperkirakan, seperti level produksi, investasi,
pengeluaran konsumen, dan tingkat suku bunga. Pada masa resesi, pembeli bisnis
mengurangi investasi untuk pabrik, peralatan, dan persediaan. Para pemasar
bisnis hampir tidak dapat melakukan apa-apa untuk merangsang permintaan total
di dalam lingkungan itu. Mereka hanya dapat berjuang keras untuk meingkatkan
atau mempertahankan pangsa permintaan mereka.
Para pembeli
bisnis secara aktif memantau perkembangan teknologi, peraturan pemerintah, dan
persaingan. Hal-hal yang dapat mempengaruhi faktor lingkungan dalam proses
pembelian organisasi antara lain :
1. Tingkat permintaan
2. Ramalan ekonomi
3. Tingkat bunga
4. Tingkat perubahan teknologi
5. Perkembangan politik dan peraturan
6. Perkembangan persaingan
7. Perhatian pada tanggung jawab sosial masyarakat.
·
Faktor
Organisasi
Setiap
organisasi memiliki tujuan, kebijakan, prosedur, struktur organisasi, dan sistem
yang spesifik. Dalam faktor organisasi terdapat beberapa hal yang dapat
mempengaruhi proses pembelian antara lain :
- Peningkatan
kelas departemen pembelian. Organisasi atau departemen pembelian baru yang
strategis lebih berorientasi pada pembelian yang telah berubah dari gaya lama
”departemen pembelian (purchasing departements)” dengan penekanan pada
pembelian dengan biaya terendah menjadi ”departemen perbekalan (procurements
departements)” dengan misi mencari nilai terbaik dari pemasok yang lebih sedikit
namun mempunyai kualitas yang lebih baik.
- Peran lintas
fungsi. Para pemasar bisni yang melakukan pembelian dengan tidak memandang
jabatan atau struktur tugas mereka dalam melakukan proses pengambilan keputusan
untuk melakukan pembelian barang maupun jasa.
- Pembelian
terpusat. Dalam perusahaan besar dan berskala nasional maupun internasional
melakukan pembelian barang dan jasa dengan proses pembelian dan pengadaan
barang atau jasa yang dibutuhkan oleh satu unit kecil maka akan dilakukan oleh
satu unit yang levelnya lebih tinggi daripada unit yang membutuhkan. Namun
terkadang ada beberapa perusahaan hanya melakukan droping dana ke perusahaan
yang membutuhkan barang maupun jasa kemudian unit yang membutuhkan dapat
memakai anggaran tersebut untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
- Pembelian
terdesentralisai atas barang yang nilainya kecil. Biasanya terdapat
perusahaan mengurangi pemusatan beberapa operasi pembelian dengan memberdayakan
para pegawai untuk membeli barang-barang yang bernilai kecil seperti alat
penjepit, pembuat kopi, dan lain-lain.
- Pembelian
melalui internet. Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini,
banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan proses pembelian lewat fasilitas
yang dinamakan ’internet’ yang
menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan dengan proses yang lebih praktis dan
cepat sehingga proses pembelian dapat dilakukan sendiri melalui dunia internet atau biasa juga disebut dunia ’maya’ yang
berbasis teknologi.
Faktor-faktor organisasi lain yang dapat mempengaruhi
proses pembelian sebagai berikut :
1.
Kontrak jangka
panjang
2.
Evaluasi
kinerja pembelian dan perkembangan profesi pembeli
3.
Membaiknya
manajemen rantai pasokan
4.
Produksi yang
ramping
·
Faktor
antar-pribadi dan pribadi
Pusat pembelian
biasanya terdiri dari beberapa peserta dengan minat, wewenang, status, empati,
dan daya bujuk yang berbeda-beda. Para pemasar bisnis cenderung tidak
mengetahui dinamika kelompok seperti apa yang muncul selama proses keputusan
pembelian, walaupun semua informasi yang dapat ditemukannya tentang faktor
kepribadian dan antar-pribadi akan bermanfaat.
Tiap-tiap
pembeli memiliki motivasi, persepsi, dan preferensi pribadi yang dipengaruhi
oleh umur, penghasilan, pendidikan, jabatan, kepribadian, sikap terhadap resiko,
dan budaya pembeli tersebut. Para pembeli dengan pasti menunjukkan gaya yang
”ahli,” pembeli yang ”ingin yang terbaik,” dan pembeli yang ”ingin semuanya
beres.” Bebarapa pembeli muda yang berpendidikan tinggi terdiri dari pakar
komputer yang mengadakan analisis mendalam atas sejumlah proposal yang bersaing
sebelum memilih pemasok. Pembeli lain adalah ”orang kuat” dengan pengalaman
yang sudah lama yang mengadu-domba para penjual yang bersaing.
C. Proses Pembelian/Perolehan
1. Orientasi
Pembelian Perusahaan
Kita dapat
membedakan tiga orientasi pembelian perusahaan antara lain:
a.
Orientasi
pembelian. Fokus
pembelian bersifat jangka pendek dan sangat taktis. Para pembeli diberi imbalan
karena kemampuannya mendapatkan harga paling rendah dari pemasok atas level
mutu dan ketersediaan tertentu.
b.
Orientasi
pengadaan. Di sini para
pembeli secara serempak mengusahakan perbaikan mutu dan penurunan harga beli.
Para pembeli mengembangkan hubungan kolaboratif dengan para pemasok utama dan
mencari penghematan melalui perbaikan manajemen pengadaan, pengolahan bahan,
dan biaya pembuangan.
c.
Orientasi
manajemen rantai pasokan. Di sini peran
pembelian diperluas menjadi operasi peningkatan nilai yang bersifat lebih
strategis. Perusahaan tersebut memusatkan perhatian pada cara memperbaiki
keseluruhan rantai nilai dari bahan mentah hingga ke pengguna akhir.
2. Jenis-jenis
proses pembelian
Para pemasar
perlu memahami cara kerja sejumlah departemen pembelian. Departemen itu membeli
banyak jenis produk, dengan menggunakan proses pembelian yang berbeda-beda.
Peter Kraljic membedakan empat proses pembelian yang berhubungan dengan produk
:
1.
Produk rutin : Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya yang
rendah bagi pembeli bisnis dan risikonya kecil (misalnya perlengkapan kantor).
Para pembeli bisnis akan mencari harga yang paling rendah dan menekankan pada
pemesanan rutin. Para pemasok akan menawarkan untuk menstandarkan dan
memperbesar pesanan melalui kontrak-kontrak borongan dan manajemen fasilitas.
2.
Produk-produk
bernilai tinggi (leveraged product) : Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya yang tinggi bagi pembeli
bisnis tetapi risiko pasokannya kecil (misalnya piston mesin) karena banyak
perusahaan membuatnya. Pemasok tertentu tahu bahwa pembeli bisnis akan
membandingkan sejumlah tawaran dan harga pasar, dan ia perlu memperlihatkan
bahwa tawarannya mampu meminimalkan biaya total pembeli bisnis.
3.
Produk-produk
strategis. Produk-produk
ini memiliki nilai dan biaya yang tinggi bagi pembeli bisnis dan juga tinggai
risikonya (misalnya, komputer mainframe). Pembeli bisnis akan menginginkan
pemasok yang dikenal baik dan dipercaya serta ingin membayar harga lebih dari
harga rata-rata. Pemasok tersebut harus mencari aliansi strategis yang
berbentuk keterlibatan pemasok sejak dini, program-program pengembangan
bersama, dan investasi bersama.
4.
Produk-produk
penghambat kelancaran kerja (botleneck products) : Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya rendah
bagi pembeli bisnis tetapi memiliki sejumlah risiko (misalnya, suku cadang).
Pembeli bisnis akan menginginkan pemasok yang dapat menjamin pasokan yang tidak
mandek. Pemasok harus mengajukan suku cadang standar dan menawarkan sistem
untuk mengetahui pasokan yang masih tersedia, penyerahan sesuai permintaan, dan
biro bantuan.
3.
Tahap – Tahap Proses Pembelian
Bisnis
Proses
pembelian adalah proses pengambilan keputusan oleh pembeli bisnis untuk
menentukan produk dan layanan yang perlu dibeli oleh organisasi mereka,
kemudian menemukan, mengevaluasi dan memilih di antara pemasok yang tersedia.
1) Pengenalan
masalah Tahap pertama adalah pengenalan masalah atau
kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah membeli barang tau jasa yang akan dibeli.
2) Perumusan
kebutuhan umum Adalah tahap dalam proses pembelian bisnis
dimana perusahaan menggambarkan karakteristik umum dan kuantitas produk yang
diinginkan.
3) Spesifikasi
produk
Adalah proses organisasi pembelian memutuskan dan melakukan spesifikasi
atas karakteristik teknis produk terbaik untuk produk yang diperlukan
4) Pencarian
pemasok
Adalah proses dimana pembeli berusaha menemukan vendor terbaik.
5) Permintaan
pengajuan proposal
Adalah proses dimana pembeli mengundang pemasok bermutu untuk mengajukan atau
mengumulkan proposal.
6) Peimilihan
pemasok
Adalah proses dimana pembeli memilih pemasok yang terbaik dari yng sudah
mengumpulkan proposal..
7) Spesifikasi
pesanan rutin
Adalah proses pembelian bisnis di mana pembeli menulis pesanan akhir dengan
pemasok terpilih, menyebutkan spesifikasi teknis, kuantitas yang diperlukan,
waktu pengiriman yang diinginkan, kebijakan pengembalian dan jaminan.
8) Penilaian
kerja
Adalah proses pembelian bisnis di mana pembeli menilai kinerja pemasok dan
memutuskan untuk melanjutkan, memodifikasi atau meninggalkan suatu kesepakatan.
D. Pasar
institusi dan pemerintah
Pasar
kelembagaan terdiri dari sekolah, rumah sakit, balai pengobatan, penjara, dan
lembaga lain yang harus memberikan barang dan jasa kepada orang-orang yang
mereka urusi. Banyak dari organisasi itu ditandai oleh anggaran yang rendah dan
pembeli bisnis yang sudah pasti jumlahnya. Sebagai contoh, rumah sakit harus
memutuskan mutu makanan yang akan dibeli untuk pasiennya. Tujuan pembeliannya
bukanlah laba, karena makanan tersebut disediakan bagi pasien sebagai bagian
dari paket pelayanan total. Minimisasi biaya juga tidak menjadi tujuan
satu-satunya karena makanan yang buruk akan menyebabkan pasien mengajukan
keluhan dan merusak reputasi rumah sakit. Agen / petugas pembelian rumah sakit
harus mencari pemasok makanan kelembagaan dengan mutu yang memenuhi atau
melampau standar minimum tertentu dan harga yang rendah. Sesungguhnya, banyak
pemasok makanan yang membentuk divisi terpisah untuk melakukan penjualan kepada
pembeli kelembagaan, karena kebutuhan dan karakteristik khusus pembelian
mereka. Begitu pula yang terjadi pada kelembagaan sekolah, balai pengeobatan,
penjara maupun lembaga-lembaga lainnya.
Pentingnya
memusatkan diri pada keinginan dan kebutuhan pembeli bisnis merupakan hal yang
sudah diketahui oleh banyak perusahaan di Indonesia dewasa ini. Hubungan antara
fokus pada pembeli bisnis dengan tingkat kepuasan pembeli bisnis juga sudah
disadari oleh sebagian besar pemasar bisnis. Begitu juga hubungan kausal
antara kepuasan dengan tingkat keuntungan yang dapat diraih oleh perusahaan,
pastilah juga sudah sangat disadari. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak
perusahaan di Indonesia saat ini sangat concern dengan pencapaian
kepuasan pembeli bisnis, yang antara lain ditunjukkan dengan keberhasilannya
dalam meraih berbagai penghargaan yang berkaitan dengan kepuasan pembeli
bisnis.
Banyak survei
yang dilakukan oleh berbagai lembaga atau perusahaan di Indonesia menunjukkan
bahwa perusahaan yang memperhatikan keinginan dan kebutuhan pembeli bisnisnya
dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik dibandingan perusahaan
lain. Kualitas pelayanan yang lebih baik inilah yang kemudian akan berkontribusi
pada tingkat kepuasan pembeli bisnis. Jadi, hubungan “fokus pada pembeli
bisnis-kualitas pelayanan - tingkat kepuasan” merupakan rantai yang memang
sudah terbukti secara empiris.
Kesadaran akan
keharusan berfokus pada pembeli bisnis mendorong berbagai pemasar bisnis
terus berbenah diri. Pembenahan dari sisi 3p - process, people,
dan physical evidence menjadi kecenderungan saat ini. Oleh karena hampir
semua pemasar bisnis juga melakukan hal yang sama, tampaknya semakin
sulit saja upaya untuk menjadikan ke 3p tersebut sebagai sumber diferensiasi.
Hampir semua pemasar
bisnis berupaya memberikan proses yang convenience kepada pembeli
bisnisnya. Berbagai cara atau saluran digunakan untuk memberikan kemudahan
tadi. Berbagai atribut physical evidence seperti fisik gedung, atmosfer
atau suasana di dalam dan di luar gedung, seragam karyawan, peralatan, dan
lain-lain, juga secara sungguh-sungguh sudah dirancang oleh para pemasar
bisnis, agar pembeli bisnis dapat menikmati berbagai proses yang dilaluinya
selama bertransaksi. Lalu bagaimana dengan unsur people-nya?
Proses yang
dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pembeli bisnis
terkadang tidak dapat di-deliver sebagaimana mestinya akibat dari
kualitas people yang men-delivernya. Physical evidence
yang dirancang untuk memberikan kesan tertentu dan memberikan kenyamanan kepada
pembeli bisnis, menjadi seperti tidak ada nyawanya, juga akibat kualitas people
yang men-delivernya. Jadi dapat dikatakan di sini bahwa unsur people
atau manusia merupakan kunci. Faktor manusia dapat menjadi sumber
diferensiasi.
Dengan
demikian, upaya pembenahan people perlu dijadikan fokus dari para pemasar
bisnis jika perusahaan tersebut ingin fokus kepada pembeli bisnisnya. Tidak
mungkin terjadi “fokus pada pembeli bisnis” tanpa didahului oleh “fokus pada
karyawan.” Oleh karena itu, jika kita bicara “fokus pada pembeli bisnis” maka
konteks seharusnya adalah pada “pembeli bisnis internal dan eksternal.” Dalam
hal ini terkadang perusahaan lupa. Ia terlalu banyak berkonsentrasi pada
pembeli bisnis eksternal, kurang memperhatikan pembeli bisnis internalnya.
Budaya
membangun service culture pada pembeli bisnis internal sudah seharusnya
menjadi tujuan perusahaan yang ingin customer focus. Membangun service
culture ini tidak cukup hanya melalui pelatihan-pelatihan singkat, apalagi
yang dilakukan sesaat menjelang adanya kontes kepuasan pembeli bisnis. Terasa
hanya tujuan sesaat.
Pada awalnya,
pendekatan top down merupakan cara yang efektif dalam membangun service
culture ini. Artinya, kesadaran dan contoh teladan harus datang dari pucuk
pimpinan, disemaikan ke bawah dengan berbagai media penyampaian. Membangun service
culture ini harus dipandang sebagai sesuatu yang stratejik sifatnya. Oleh
karena itu, dorongan dari atas akan sangat efektif. Baru setelah mulai
berjalan, empowerment of employees menjadi tahap berikutnya. Memberikan
keleluasaan pada karyawan pada batas tertentu akan mendorong karyawan berkreasi
dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pembeli bisnis. Dari dua hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa membangun service culture bukanlah upaya instan
yang akan memberikan hasil instan pula. Ini yang penting disadari.
Service culture harus dibangun
dalam tubuh perusahaan secara keseluruhan. Tidak hanya pada frontliners.
Banyak pemasar bisnis yang mengira dengan melatih para frontliners
agar dapat memiliki budaya melayani, berarti tugasnya sudah selesai. Padahal,
para fronliners ini tidak mungkin dapat melakukan tugasnya dengan baik
tanpa adanya dukungan dari back office yang juga memiliki orientasi yang
sama.
Satu hal yang
rasanya perlu dicermati oleh para pemasar bisnis saat ini, khususnya
industri perbankan, yaitu: adanya pola outsource karyawan, terutama
karyawan yang menjadi garda terdepan perusahaan. Dengan pola ini, di satu sisi
memang perusahaan dapat mencapai efisiensi yang diinginkan, namun di sisi lain
ada risikonya. Karyawan ousource ini belum tentu dapat menghayati
nilai-nilai perusahaan, apalagi memahami secara utuh service culture yang
dibangun oleh perusahaan. Akibatnya, service delivery-nya belum tentu
optimal, atau dengan kata lain, belum mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan. Inilah yang terkadang merupakan salah satu sebab dari timbulnya over
promise-under delivery.
Membangun service
culture perlu didukung dengan pola reward dan punishment yang
jelas dan memadai. Menuntut karyawan memiliki budaya melayani tanpa adanya
penghargaan yang baik, tidak akan efektif. Karyawan hanya akan menjadi mediocre,
melayani seadanya dan secukupnya, karena memang kurang termotivasi.
Customer focus, pada akhirnya, bukanlah semata sebuah slogan pembangkit
semangat perusahaan dan para karyawannya, yang didengungkan di berbagai momen
internal perusahaan. Customer focus bukanlah suatu retorika, yang hanya
dicanangkan untuk mencapai tujuan sesaat. Customer focus sesungguhnya
adalah nadi suatu perusahaan, yang denyutnya harus terasa terus selama
perusahaan hidup dan berkembang.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
materi mengenai “Pasar Bisnis
Dan Perilaku Pembelian Bisnis” dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda
dengan pasar konsumen :
- Pembeli lebih sedikit
-
Pembelinya lebih besar
- Hubungan
pemasok-pembeli bisnis erat
- Para
pembeli terkonsentrasi geografisnya
- Permintaan
turunan
-
Permintaannya tidak elastis
-
Permintaannya berfluktuasi
-
Pembelian professional.
2. Para peserta dalam proses keputusan
pembelian antara lain :
- Pencetus (initiators)
- Pemakai (users)
- Pemberi pengaruh (influencers)
- Pengambil keputusan (deciders)
- Pemberi persetujuan (approvers)
- Pembeli (buyers)
- Penjaga gerbang (gatekeepers)
3. Dalam pasar bisnis kita dapat
membedakan tiga orientasi pembelian perusahaan antara lain :
- Orientasi pembelian
Fokus pembelian bersifat jangka pendek dan sangat taktis.
Para pembeli diberi imbalan karena kemampuannya mendapatkan harga paling rendah
dari pemasok atas level mutu dan ketersediaan tertentu.
- Orientasi pengadaan
Di sini para pembeli secara serempak mengusahakan
perbaikan mutu dan penurunan harga beli. Para pembeli mengembangkan hubungan
kolaboratif dengan para pemasok utama dan mencari penghematan melalui perbaikan
manajemen pengadaan, pengolahan bahan, dan biaya pembuangan.
- Orientasi manajemen rantai pasokan
Di sini peran pembelian diperluas menjadi operasi
peningkatan nilai yang bersifat lebih strategis. Perusahaan tersebut memusatkan
perhatian pada cara memperbaiki keseluruhan rantai nilai dari bahan mentah
hingga ke pengguna akhir.
4. Adapun tahap-tahap dari proses
pembelian sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah
2. Perumusan kebutuhan dan spesifikasi produk umum
3. Pencarian pemasok
4. Permintaan pengajuan proposal
5. Pemilihan Pemasok
6. Spesifikasi rutinitas pesanan
7. Kaji ulang kinerja pembelian atau pengadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. PT.Glora Aksara
Pratama.1996
Ogleek.blogspot.com/2008/11/menganalisis-pasar-bisnis.html
andi67.blog.esaunggul.ac.id/2012/04/07/pasar-bisnis-dan-perilaku-pembelian-bisnis/
Terimakasiih..
BalasHapusTerimakasiih..
BalasHapus
BalasHapusSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)
Online Casinos - LuckyClub
BalasHapusLooking for the best online casinos? ✓ Find over 500 licensed online casinos here. ✓ Exclusive bonuses & free spins offers. Luckyclub has over 카지노사이트luckclub 2 000 games!Are there any online casinos that you can play with?
Jammin' Jars Casino Review | Jtmhub
BalasHapusJammin' Jars Casino is a 통영 출장마사지 sister site to Jammin' Jars 성남 출장샵 Casino and 김포 출장안마 is now 서산 출장마사지 live! 군포 출장샵 Read more and try the Jammin Jars slot here.